Ngawi, 8 Agustus 2025 — Tradisi Methil Pari yang digelar di Desa Jambangan, Kecamatan Paron, Ngawi, menjadi simbol perubahan nyata pola tanam yang semakin ramah lingkungan. Kegiatan yang berlangsung baru-baru ini ini sekaligus menegaskan kemajuan penerapan konsep Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) di wilayah Kabupaten Ngawi.
Saat ini, tercatat sudah ada 22 ribu hektare lahan yang menerapkan pola PRLB. Pemerintah Kabupaten Ngawi menargetkan pada tahun 2025 setidaknya 25 ribu hektare dari total 49 ribu hektare lahan pertanian di daerah ini menerapkan pola tersebut, atau sekitar setengah dari keseluruhan lahan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Supardi, menjelaskan bahwa inisiatif PRLB bukanlah konsep baru. “Program ini sudah kami mulai sejak 2022 dengan luasan awal sekitar 718 hektare. Setiap tahun ada peningkatan yang signifikan. Tahun depan, kita targetkan bisa menembus angka 25 ribu hektare,” ujarnya, Kamis (07/08/2025).
Menurut Supardi, pendekatan PRLB tidak hanya fokus pada teknik tanam tanpa penggunaan bahan kimia berlebihan, tetapi juga mengintegrasikan kearifan lokal, menguatkan peran komunitas tani, dan membangun keberlanjutan produksi pangan.
Selain itu, peran petani milenial sangat penting dalam memperkuat ketahanan pangan. Generasi muda yang selama ini lebih banyak menekuni tanaman hortikultura kini mulai melirik budidaya padi sebagai peluang menjanjikan. “Ini perkembangan yang menggembirakan. Anak-anak muda sudah mulai menyadari bahwa sektor pertanian bukan sekadar urusan tradisional, tetapi bisa modern, menguntungkan, dan berdampak luas,” tambah Supardi.
Untuk mendukung hal ini, Pemerintah Kabupaten Ngawi aktif memberikan pendampingan teknis dan pelatihan bagi petani milenial. Mereka didorong untuk berinovasi menggunakan alat pertanian modern hingga memanfaatkan platform digital dalam pemasaran hasil panen.
Sebagai catatan, dari total 49 ribu hektare lahan pertanian di Ngawi, sekitar 45 ribu hektare digunakan untuk budidaya padi, sedangkan sisanya 4 ribu hektare untuk tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, dan sayuran lainnya.
Dengan tren PRLB yang terus meluas dan sinergi petani milenial, Ngawi diharapkan menjadi daerah percontohan dalam pengembangan pertanian berkelanjutan di Jawa Timur.
Langkah Pemerintah Kabupaten Ngawi ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga berdampak positif pada ekonomi daerah, keberlanjutan lingkungan, dan regenerasi petani yang selama ini menjadi perhatian khusus di sektor pertanian.